ruangjournalist – Ketua Gapoktanhut Desa Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara, Gupardi (55) atau yang biasa disapa Mang Gupek, akhirnya membantah analisa pakar botani yang sebelumnya menyebut Bunga Rafflesia tidak bisa dibudidayakan.
Namun dengan tangan dinginnya, Gupardi yang merupakan seorang tamatan SMP dan kini menjabat sebagai Ketua Asosiasi pengolah perhutanan sosial Provinsi Bengkulu dan belajar secara otodidak tentang bunga rafflesia, berhasil membuktikan kalau bunga langka yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu ini dapat dibudidayakan.
Bunga rafflesia hasil budidaya di areal lahan perkebunan kopi miliknya ini, kembali mekar sempurna pada Rabu pagi (14/12) untuk kedua kalinya di penghujung tahun ini, dengan diameter kurang lebih 1 meter.
Bahkan dalam waktu beberapa hari kedepan, 8 knop bakal bunga rafflesia Arnoldi hasil budidayanya bakal menyusul mekar.
“Betul, Rafflesia Arnoldi ini merupakan hasil eksperimen saya beberapa tahun lalu, karena saya ingin membuktikan bahwa bunga rafflesia dapat kita budidayakan melalui inangnya” tutur Gupardi.
Menurutnya, untuk membudidayakan bunga rafflesia ini harus disesuaikan dengan kultur tanah, kelembaban suhu udara yang selama ini menjadi habitatnya.
“Iya inang yang kita tanam, harus tahu dulu kelembaban suhu udara dan kultur tanahnya, tidak bisa kita kembangkan inangnya di daerah pesisir misalnya, karena bukan habitatnya”, ucap Gupardi.
Budidaya bunga rafflesia Arnoldi ini berawal tekad Gupardi yang ingin melestarikan bunga rafflesia yang sebelumnya disebut-sebut mulai langka. Kemudian bunga rafflesia Arnoldi yang mekar di kebunnya, kemudian setelah layu ia ambil inangnya kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian dan ditanam di sekitar areal perkebunan kopi miliknya.
Berkat ketekunannya, Gupardi pun mendapat apresiasi dari BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu dalam menjaga kelestarian alam saat ini.
Untuk menuju ke lokasi areal perkebunan kopi miliknya yang kini menjadi lokasi budidaya bunga rafflesia ini, harus menempuh perjalanan dari Kota Tais sekitar 17 km ke arah Desa Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara dan sekitar 3 kilometer dari perkampungan warga yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor atau berjalan kaki.(***)