Seluma||Ruangjournalist.com – Kontroversi yang menemui jalan buntu, warga Desa Riak Siabun, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, kompak tolak rencana pendirian Pabrik Mini CPO PT. Bengkulu Panen Agro, berdiri di desanya.
Warga beralasan dan meyakini, kehadiran dan berdirinya Pabrik CPO Mini di Desa Riak Siabun, secara hitungan kedepannya hanya akan banyak merugikan dampak kehidupan warga ketimbang keuntungan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sahril (43), salah satu warga Desa Riak Siabun yang menolak kehadiran Pabrik Mini CPO di desanya itu.
“terlalu banyak alasan jadi saya bingung mau menyampaikan. Yang jelas kami meyakini ini lebih besar mudharat dari pada kemaslahatan warga Desa Riak Siabun kedepannya,” tandasnya.
Lebih lanjut diterangkan Sahril, salah satu alasan utama warga Riak Siabun menolak rencana berdirinya Pabrik Mini CPO yang diduga kuat sudah ada kesepakatan antara Pimpinan PT. Bengkulu Panen Argo, dengan Pemerintah Desa, titik lokasi cikal bakal Pabrik Mini CPO yang mereka maksud nyaris tanpa jarak dengan pemukiman warga.
Sehingga akan sangat mengancam warga karena lingkungan akan sangat mudah tercemar degan limbah produksi dan udara juga akan ikut tercemar.
“silahkan kalau ada yang menilai pemikiran kami terlalu berlebihan. Namun mencegah lebih baik mengobati. Sudah banyak contoh, sebab kalau nanti sudah berdiri, seumpama pun sudah ada korban jiwa akibatnya, maka tuntutan dan desakan warga hanya akan sia-sia percuma,” tegas Sahril.
Di penghujung wawancaranya dengan awak media ini, mewakili warga Riak Siabun, Sahril berharap Pemerintah Desa Riak Siabun mendengar apa yang disuarakan warga, tidak hanya memikirkan keuntungan semata.
Sebab warga menduga kehadiran Pabrik Mini CPO ini didukung oleh Pemerintah Desa. Dikatakannya, apa yang Ia lontarkan bukan sekedar tuding tanpa dasar.
Karena menurut Sahril, hal itu dapat dinilai dari gaya bicara Pemdes Riak Siabun yang memposisikan diri sebagai penengah namun diduga kuat sudah berkangkalingkong tanpa memikirkan lagi tuntutan warga dan dampak buruknya.
Pasalnya disetiap pertemuan antara warga dengan Handsen Thurmond Khosasi Direktur PT. Bengkulu Panen Agro yang di fasilitasi oleh Pemerintah desa, perdebatan yang terjadi bukan dengan pihak perusahaan melainkan dengan Pemerintah Desa Riak Siabun.
“kami hanya menduga saja Mas, tapi kami dapat menilai dari gaya bicara perangkat desa di setiap pertemuan sepertinya lebih condong mendukung perusahaan dari pada warga. Bahkan meski tidak ada rekaman, ada bahasa yang dilontarkan perangkat desa yang diduga merendahkan warga dengan mengatakan kalau warga yang menolak adalah orang awam.” tutupnya. Sembari mengatakan kalau sudah beberapa kali ada upaya mediasi namun warga tetap menolak.
Sementara itu, untuk keberimbangan berita awak media ini akan berusaha meminta tanggapan serta klarifikasi kepada pihak Pemerintah Desa Riak Siabun dan pihak perusahaan PT. Bengkulu Panen Agro.
Pewarta : Jhn**
Editor : Saleh