ruangjournalist.com – Fenomena kasus bunuh diri di kabupaten terbilang tinggi. Di tahun 2022 lalu, tercatat ada 14 kasus bunuh diri yang terkonfirmasi terjadi di kabupaten seluma, dan sejak Januari hingga maret tahun 2023 ini, sudah tercatat 5 kasus serupa, dua pelaku diantaranya merupakan pegawai negeri sipil.
Pasca kejadian bunuh diri oknum ASN Staf Kantor Lurah Masmambang Kecamatan Talo, mengundang beragam reaksi publik tentang tingginya fenomena kasus bunuh diri di Kabupaten Seluma.
Ini lantaran dari data kasus bunuh diri yang terjadi di sepanjang tahun 2022 lalu di kabupaten seluma, tercatat ada 14 kasus bunuh diri warga Kabupaten Seluma yang terkonfirmasi, baik dengan cara gantung diri maupun minum racun rumput, dengan lokasi terbanyak kasus bunuh diri berada di wilayah Talo dan sekitarnya, disusul di wilayah Kecamatan Semidang Alas.
Menanggapi fenomena ini, kepala kantor kementerian agama kabupaten seluma, heriansyah mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini.
Menurutnya bunuh diri merupakan masalah yang kompleks karena tidak diakibatkan penyebab atau alasan tunggal. Perilaku bunuh diri diakibatkan interaksi dari faktor biologis, genetik, psikologi, sosial, ekonomi, maupun dan lingkungan. Peran orang tua dan keluarga sangatlah berpengaruh terhadap psikis atau kejiwaan seseorang yang mengalami depresi. Dari segi agama, jelas melarang perbuatan bunuh diri, karena sangat diharamkan.
“Perilaku bunuh diri banyak faktor penyebabnya, bisa psikologisnya, sosial dan ekonomi serta lingkungannya, peran keluarga sangat penting, karena dari segi agama perbuatan bunuh diri sangat diharamkan, itu makanya perlu keterbukaan dengan keluarga jika ada masalah untuk dicarikan jalan keluarnya,” tutur Heriansyah.
Sementara itu, kasat reskrim polres seluma iptu. Dwi wardoyo menegaskan kasus bunuh diri saat ini menjadi tugas peran bersama untuk peka terutama dalam keluarga, dan lingkungan sekitarnya dan pemahaman tentang agama, karena menurutnya kehidupan ini hakikatnya tidak pernah lepas dari berbagai macam masalah, dan itu terus berlanjut sampai ajal menjemput.
“kita hidup ini pada hakekatnya tidak terlepas dari bermacam-macam masalah, jadi tugas peran bersama baik keluarga dan lingkugan sekitarnya juga harus peka mencarikan jalan dan solusi, jangan sampai ada lagi kasus bunuh diri, karena agama melarang itu,” tegas Iptu. Dwi Wardoyo. (***)
Baca Juga :