ruangjournalist.com – Insiden perkelahian sempat terjadi di perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan inti sawit (kernel) dan beroperasi di Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja, pada Kamis siang.
Menurut keterangan Erwin Faizal (45), warga Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja, mengaku menjadi korban atas dugaan pengeroyokan yang dilakukan oknum karyawan PT. Sinar Bengkulu Inti Mulya (SBIM).
Menurutnya, hal tersebut bermula ketika ia mendatangi lokasi PT. SBIM berniat untuk mendaftarkan anaknya, agar dapat bekerja di PT. SBIM setelah ia memperoleh informasi jika PT. SBIM sempat membuka lowongan pekerjaan.
Namun saat berada di ruang tunggu, korban bertemu dengan salah satu pimpinan PT. SBIM dan lima orang pelaku yang bekerja disana, yakni DK, De, AS, UG dan Er.
Diakuinya jika ia sebelumnya bersama kelima oknum anggota serikat pekerja tersebut memang pernah berselisih paham, hingga berujung keributan yang membuat korban mengaku dikeroyok oleh kelima pelaku tersebut
“Memang tidak semuanya memukuli saya, yang memukuli saya itu DK dan De, sedangkan tiga lainnya menahan tubuh saya sehingga tidak bisa bergerak,” terang Erwin.
Akibat kejadian tersebut, korban mengaku mengalami memar di wajah, dan hidungnya sempat berdarah.
Pasca kejadian tersebut, Erwin berharap pihak kepolisian dapat menindaklanjuti perkara ini, setelah hasil visum terbit.
Kapolsek Sukaraja Iptu. Frengki Sirait membenarkan peristiwa tersebut, dan pihaknya sudah memintai keterangan sejumlah saksi yang berada di TKP.
“Iya memang kejadian yang terjadi di PT. SBIM sudah ada yang melapor, dan kita sedang mintai keterangan para saksi,” terang Iptu. Frengky Sirait.
Menyikapi hal ini, salah seorang pimpinan PT. SBIM Seluma, yang menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha (KTU) Sukron tak luput dimintai keterangannya, lantaran sebagai saksi mata dalam peristiwa tersebut.
Ketika dikonfirmasi, insiden keributan tersebut terjadi antara mitra perusahaan dengan anggota serikat pekerja, sehingga perkara tersebut merupakan persoalan eksternal dan bukan masalah di internal perusahaannya.
“Iya pak, Erwin Faizal bagi PT. SBIM hanya sebatas mitra, karena kerap masuk untuk bongkar muat cangkang sawit di perusahaan kami, sedangkan lawannya itu anggota serikat pekerja yang memang saat itu kami undang untuk membahas soal upah bongkar Karnel,” tutur Sukron.
Lanjutnya, ketika itu Erwin Faizal berencana ingin memasukan anaknya yang ingin bekerja di perusahaannya. Namun saat di ruang lobi, yang bersangkutan bertemu dengan para anggota serikat pekerja, hingga terjadi keributan tersebut.
“Saya saksi mata karena saya berada di lokasi kejadian, dan itu murni one by one antara pak Erwin Faizal dengan salah seorang anggota serikat pekerja, jadi tidak ada istilah pengeroyokan yang dilakukan oleh karyawan kami, justru karyawan kami berupaya melerai keduanya,” pungkasnya.
Sementara itu, Dian selaku Humas PT. SBIM menyarankan agar kedua belah pihak islah atau berdamai, karena menurutnya keduanya yang terlibat perkelahian masih memiliki hubungan keluarga.
“Kami berharap terhadap pihak yang terlibat mengakhiri perseteruan ini dengan berdamai, apalagi kami ketahui keduanya masih memiliki hubungan darah keluarga,” ucap Dian.
(RJ)