BerandaBERITA UTAMARafflesia Arnoldi Hasil Budidaya Kembali Mekar di Lubuk Resam

Rafflesia Arnoldi Hasil Budidaya Kembali Mekar di Lubuk Resam

ruangjournalist.com – Bunga Rafflesia Arnoldi hasil budidaya Gupardi (55) atau biasa disapa mang Gupek, warga Desa Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara, Provinsi Bengkulu kembali mekar pada Rabu pagi (15/2/2023).

Bunga Rafflesia Arnoldi yang kembali mekar untuk ke sekian kalinya ini, berada di areal kebun kopi miliknya, yang merupakan hasil budidaya yang dilakukannya pada 5 tahun silam.

Rafflesia Arnoldi hasil budidaya Gupardi yang baru mekar sempurna.

Gupardi mengatakan Rafflesia yang baru mekar ini, setelah diketahui munculnya knop bakal bunga rafflesia sejak awal Januari 2023 lalu, sebelum akhirnya mekar pada saat ini.

“Bunga rafflesia yang sudah mekar sempurna kali ini berdiameter sekitar 65 cm, dan ini salah satu bunga rafflesia yang saya budidayakan di kebun kopi saya,” ujar Gupardi.

Lanjutnya, budidaya bunga rafflesia Arnoldi ini berawal tekad Gupardi yang ingin melestarikan bunga rafflesia yang sebelumnya disebut-sebut mulai langka.

Kemudian bunga rafflesia Arnoldi yang mekar di kebunnya, setelah layu ia ambil inangnya kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian dan ditanam di sekitar areal perkebunan kopi miliknya.

Gupardi yang merupakan seorang tamatan SMP dan kini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengolah Perhutanan Sosial Provinsi Bengkulu, mendapat apresiasi dari BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu dalam menjaga kelestarian alam saat ini.

Gupardi bersama bunga Rafflesia hasil budidayanya.

Berkat tangan dinginnya, Gupardi yang belajar secara otodidak tentang bunga rafflesia, berhasil membuktikan kalau bunga langka yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu ini dapat dibudidayakan, dengan menyesuaikan kelembaban suhu seperti habitatnya.

Untuk menuju ke lokasi areal perkebunan kopi miliknya yang kini menjadi lokasi budidaya bunga rafflesia ini, harus menempuh perjalanan dari Kota Tais sekitar 17 km ke arah Desa Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara dan sekitar 3 kilometer dari perkampungan warga yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor atau berjalan kaki. (***)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

error: Content is protected !!