ruangjournalist.com -Kebakaran lahan gambut menjadi tantangan tersendiri bagi petugas pemadam kebakaran atau biasa dikenal Penolong Bahaya Kebakaran (PBK), ditengah musim kemarau yang tak kunjung berakhir ini.
Ini lantaran kebakaran di lahan gambut berbeda dengan lahan biasanya. Pasalnya jika sudah terlanjur terjadi, kebakaran di lahan gambut akan sulit untuk dipadamkan, karena api yang menyala berada di bawah tanah.
Dampak asap pekat pun, tidak hanya dirasakan oleh penduduk sekitar yang berada di wilayah lahan gambut itu sendiri.
Hal ini seperti yang dialami masyarakat Desa Jenggalu, saat terjadi kebakaran lahan gambut diareal perkebunan kelapa sawit milik warga setempat, pada Kamis sore (5/10), sekitar pukul 16.00 wib.
Dalam upaya pemadaman kebakaran di lahan gambut di Desa Jenggalu Kecamatan Sukaraja, para petugas pemadam kebakaran dari Pemkot Bengkulu turun membantu masyarakat bersama para petugas damkar Kabupaten Seluma yang armadanya sangat minim.
Kades Jenggalu Jhon Midarling mengatakan sedikitnya 5 hektare lahan gambut di areal perkebunan kelapa sawit yang telah terbakar. Namun tidak menutup kemungkinan bakal meluas jika angin menghembus kencang.
“Masyarakat kami tadi bersama petugas Damkar dari Kota Bengkulu dan Seluma turun membantu memadamkan api, luas kebakaran lahan gambut tadi sekitar 5 hektare, mungkin bisa meluas lagi kalau angin kencang,” tutur Jhon Midarling.
Lanjutnya, hingga Kamis malam kepulan asap dari lahan gambut yang telah tersiram air masih berasap, karena kemungkinan besar api dari dalam tanah belum padam sempurna.
“Mudah-mudahan kemarau segera berakhir, dan malam ini turun hujan, supaya air dapat meresap sampai ke dalam tanah gambut,” pungkasnya.
Sementara itu, sebelumnya kebakaran lahan gambut di areal perkebunan kelapa sawit juga terjadi di Desa Sidoluhur Kecamatan Sukaraja, pada Senin malam lalu (3/10).
Proses pemadaman api hingga total, tak hanya disiram dengan air, namun warga mencangkuli tanah gambut yang masih berasap dan berpotensi memantik bibit api sebelum meluas.
(RJ)