ruangjournalist.com – Proyek perebahan jembatan di jalan lintas Bengkulu-Manna, tepatnya di Desa Napalan Kecamatan Talo Kecil telah selesai bulan lalu, namun dikeluhkan masyarakat setempat.
Pasalnya, selesainya proyek tersebut, akses jalan alternatif yang semula menjadi tempat keluar masuk warga setempat tak kembali dibuka oleh pelaksana proyek.
Salah seorang wali murid SDN 29 Seluma, Yusdi Hadion (57), warga Desa Napalan Kecamatan Talo Kecil mengatakan jembatan penghubung jalan nasional yang direhab ini, sebelumnya pernah dibongkar ditahun 2016 lalu, kemudian diperbaiki kembali untuk kedua kalinya karena jebol di tahun ini.
“Iya jembatan ini baru selesai direhab 2 bulan yang lalu, tahun 2016 lalu pernah direhab karena jebol dan tahun ini kembali direhab,” terang Yusdi Hadion.
Lanjutnya, selama proses perehaban jembatan penghubung jalan nasional ini, pihak kontraktor membuatkan jembatan darurat, sebagai alternatif pengendara yang akan melintas.
Pembuatan jembatan darurat tersebut, berimbas dengan tertutupnya akses jalan menuju ke SDN 29 Seluma, dengan dalih hanya sementara dan akan dibongkar setelah proyek selesai.
“Iya awalnya pihak kontraktor berjanji hanya sementara, jadi kami maklumi selama untuk perehaban jembatan, tapi setelah jembatan selesai direhab, pihak pelaksana proyek malah pergi dan akses jalan alternatif kami ini tertutup oleh material bekas proyek jembatan,” ucap Yusdi Hadion.
Kondisi ini berdampak tak hanya menyulitkan warga setempat yang keluar masuk gang karena membahayakan, dan juga berimbas terhadap para murid dan dewan guru SDN 29 Seluma ketika masuk sekolah.
“Kami hanya meminta pihak pelaksana proyek bertanggung jawab dan menepati janjinya, untuk kembali membersihkan seluruh bekas material yang selama ini sudah menutup akses jalan ke sekolah seperti sedia kala,” pungkasnya.
(RJ)
