ruangjournalist.com, GUNUNG AGUNG– Kasus bunuh diri menjelang pemilu kembali terulang di Kabupaten Seluma.
Berselang 18 jam pasca kejadian gantung diri di Kelurahan Dermayu Kecamatan Air Periukan, kejadian serupa juga terjadi di Dusun Kembang Tanjung Desa Gunung Agung Kecamatan Lubuk Sandi pada Jumat sore (9/2/2024), sekitar pukul 16.30 wib.
Peristiwa bunuh diri yang membuat gempar warga sekitar ini, dilakukan Ica Fitriani (39) seorang Ibu Rumah Tangga (IRT).
Menurut keterangan tetangga korban, Herman (40) mengatakan kejadian tersebut pertama kali ditemukan oleh Andre (20) selaku adiknya.
Ketika itu, rumah dalam keadaan sepi karena hanya ada bapak almarhum yang juga sedang sakit di kamar.
Kemudian ketika Andre melihat kakaknya sudah tergantung dengan seutas tali, Andre pun berteriak meminta tolong para tetangga, untuk membantu menurunkan tubuh kakak perempuannya.
“Waktu kejadian, adiknya yang pertama kali menemukan, terus berteriak meminta tolong,” terang Herman.
Lanjutnya, karena saat kejadian nadi kakaknya masih berdenyut, kemudian kakaknya langsung dibawa ke klinik dr. Yogi yang berada di Desa Kayu Arang Kecamatan Sukaraja.
Namun setiba di klinik dr. Yogi, nyawa IRT ini tidak dapat lagi diselamatkan. Sang suami pun memutuskan untuk membawa jenazah sang istri untuk dibawa pulang kembali ke rumah duka.
“Saat itu nadinya masih ada, jadi kami bawa ke klinik dokter Yogi di samping Polsek Sukaraja, berselang 10 menit setelah sampai di klinik, nyawanya tidak tertolong lagi,” pungkasnya.
Unit Reskrim Polsek Sukaraja yang mendapatkan informasi ini pun, berupaya memintai keterangan pihak keluarga almarhumah.
Dari pemeriksaan fisik, pihak keluarga memastikan almarhumah murni bunuh diri, bukan karena sebab lainnya, karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain ditubuhnya.
Namun dari keterangan pihak keluarga, diduga almarhumah mengalami depresi karena himpitan ekonomi.
Jenazah almarhumah usai dilakukan fardhu kifayah, kemudian dimakamkan di TPU setempat menjelang magrib.
Almarhumah meninggalkan seorang suami dan 2 orang anak. Sejumlah warga dan sanak saudara, selepas magrib pun berdatangan untuk melayat ke rumah duka. (Do)