ruangjournalist.com, SELUMA – Sesuai bidangnya, tentang pengentasan Kemiskinan dan ketahanan pangan, menjadi atensi dalam lawatannya Utusan Khusus Presiden RI Muhammad Mardiono ke Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.
Muhammad Mardiono tiba di Bumi Serawai Serasan Seijoan pada, Sabtu siang (29/6/2024) sekitar pukul 13.20 wib, usai dijemput langsung oleh Bupati Seluma Erwin Octavian di Bandara Fatmawati Soekarno.
Rombongan setiba di gedung daerah Serasan Seijoan disambut Wakil Bupati Seluma Drs. Gustianto dan sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemkab Seluma.
Utusan khusus disambut dengan sekapur sirih dan tarian adat, sebagai bentuk penghormatan kepada setiap tamu negara yang berkunjung ke Kabupaten Seluma.
Dalam kesempatan ini, Bupati Seluma Erwin Octavian menyampaikan beberapa hal vital yang dinilai sangat berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Seluma.
Beberapa hal penting yang disampaikan Bupati Seluma, Erwin Octavian antara lain infrastruktur jalan, listrik, signal telekomunikasi, dan ketahanan pangan.
“Ada beberapa hal yang vital pak bagi masyarakat Kabupaten Seluma yang sampai saat ini masih menjadi kendala kita saat ini pak, yakni masalah infrastruktur, listrik, signal telekomunikasi, dan ketahanan pangan,” ucap Erwin Octavian.
Sementara itu, dalam pidatonya Muhammad Mardiono mengatakan sebagai utusan presiden berupaya melakukan sinkronisasi, dan pengendalian program-program pemerintah, terutama pada bidang pengentasan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan.
“saya telah memahami kondisi Kabupaten Seluma yang luasnya luar biasa tapi penduduknya masih kecil, dan APBD yang terbatas yakni tidak lebih Rp 1 triliun, jadi siapapun yang menjadi pemimpin di Seluma, sulit rasanya untuk mewujudkan cita-cita, ini menjadi perhatian khusus, tanpa hanya mengandalkan dana APBN jadi harus berkoodinasi ke pusat,” tutur Mardiono.
Selain itu, terkait adanya proposal pembangunan jembatan gantung sejak 2 tahun belum direspon pemerintah pusat, sehingga setelah dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR RI segera dapat direalisasikan.
“Saya sebagai utusan presiden bukan pengguna anggaran, tapi saya mensinkronkan hal-hal penting, tugas saya adalah mendorong proposal yang diajukan Pemkab Seluma bisa terlaksana,” ucap Mardiono.
Selain itu, perlunya edukasi terhadap masyarakat Kabupaten Seluma yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, M. Mardiono menyarankan agar pemerintah daerah mengedukasi para petani, untuk tidak menjual gabah keluar daerah, sehingga peran Dinas Pertanian harus diprioritaskan dalam membantu program ketahanan pangan.
“Iya, petani kita ini perlu diberi edukasi dan pendampingan dari pemerintah daerah, agar gabah padi itu tidak dijual keluar daerah, tetapi bagaimana gabah diproduksi menjadi beras, kalau perlu dikemas dengan baik, supaya nilai jualnya bertambah,” tandasnya.
Diketahui Muhammad Mardiono dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48/M Tahun 2022 tentang Pengangkatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, pada Rabu 23 November 2022 lalu.
Sejak dilantik, Muhammad Mardiono mengemban tugas untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian program-program pemerintah, terutama pada bidang pengentasan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan.
Oleh karena itu, ia akan berusaha menjalankan tugas yang diamanahkan dengan baik agar mencapai agenda tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang telah ditetapkan.
Tak terkecuali di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, yang diketahui merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu, yang menduduki peringkat pertama angka kemiskinannya tertinggi.
Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Seluma mencatat untuk tahun 2023 berada diangka 18 persen.
Kendati persentase terus mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, akan tetapi masih terbilang tinggi dibanding daerah lainnya, seperti Kabupaten Kaur 17, 83 persen, Bengkulu Selatan 17,51 persen, Rejang Lebong 14,79 persen, Kota Bengkulu u 14,71 persen, Kepahiang 14,12 persen, Lebong 11,15 persen, Mukomuko 10,76 persen, dan Bengkulu Tengah 9,40 persen.
Tingkat kemiskinan itu berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional, hasil data sektoral dari tahun 2023 yang dirilis BPS Kabupaten Seluma di tahun 2024, yang diumumkan secara nasional melalui BPS Provinsi Bengkulu.
(Do)