ruangjournalist.com, SELUMA – Setelah melewati rangkaian pemeriksaan sejumlah saksi, terkait adanya pengaduan masyarakat tentang dugaan pengrusakan mobil dinas Bumdes Pandan Kecamatan Seluma Utara, Polres Seluma akhirnya menghentikan proses penyelidikan lebih lanjut.
Hal ini diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Seluma AKP. Dwi Wardoyo, sepulang dari Mabes Polri.
Kasat Reskrim menegaskan, berdasarkan hasil gelar perkara, penyidik Unit Tipidkor Polres Seluma telah menghentikan proses penyelidikan, dengan beberapa pertimbangan.
Pertimbangan yang pertama yakni, saat serah terima jabatan antara kades yang lama dengan kades pandan yang baru tidak dicek atau tes drive dahulu, namun kondisi kendaraan tersebut diketahui setelah ditangan pejabat kades yang baru.
“Iya, penyelidikan kita hentikan berdasarkan hasil gelar perkara unit Tipidkor Polres Seluma, karena saat serah terima jabatan kades yang lama dengan yang baru, mobil Bumdes itu tidak dicek atau dites terlebih dahulu,” terang AKP. Dwi Wardoyo.
Lanjutnya, selain itu saat mobil Bumdes Pandan tersebut dibawa ke bengkel yang bukan resmi sesuai mereknya, ketika mesinnya dicek oleh mekanik yang seharusnya menjadi saksi ahli dalam proses penyelidikan ini.
“Iya saksi ahli mekanik ini kan bukan dari bengkel resmi Toyota, tapi bengkel mobil biasa yang memegang lisensinya,” ujar Kasat Reskrim.
Kendati demikian pihaknya tidak menutup kemungkinan akan melanjutkan adanya pengaduan masyarakat ini, jika nantinya ditemukan fakta dan bukti-bukti yang baru.
Sementara itu, Kades Pandan yang baru terpilih, Emilia Hayati sebelumnya melaporkan kendaraan mobil Bumdes yang diduga sengaja dirusak mesinnya oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Kades Pandan Kecamatan Seluma Utara, Emilia Hayati mengadukan perkara dugaan pengrusakan kendaraan operasional Bumdes ke Satreskrim Polres Seluma, pada Selasa siang lalu (9/1/2024) sekitar pukul 10.00 wib.
Kades Pandan yang baru dijabat Emilia Hayati, mengaku mobil Bumdes tersebut selama ini sangat membantu operasional kebutuhan masyarakatnya, terlebih ketika sedang dibutuhkan untuk mengantar orang sakit atau ibu-ibu yang akan bersalin.
Menurutnya, kondisi mobil Bumdes tersebut saat dilakukan serah terima, semula hanya dilaporkan mantan kepala desa hanya mengalami kerusakan pada akinya, namun setelah diganti aki yang baru, mesin mobil juga tidak bisa menyala.
Kerusakan fatal pada mesin mobil Bumdesnya baru diketahui setelah dibawa ke bengkel, dan ketika dibuka terdapat banyak bubuk dan serpihan besi (Amril) pada bagian dalam mesinnya yang dikumpulkan banyaknya sekitar 2 botol. (Do)