ruangjournalist.com– Modus penipuan undangan pernikahan elektronik yang disebarkan melalui pesan singkat sedang marak terjadi cukup meresahkan masyarakat.
Pelaku penipuan ini melakukan penipuan dengan menyematkan dokumen aplikasi APK format file aplikasi untuk ponsel Android dengan nama surat undangan digital pernikahan.
Jika tak jeli, penerimanya tidak akan tahu kalau dokumen yang di bagikan itu merupakan undangan palsu yang digunakan untuk membobol data pribadi korban dan mengakses data perbankan.
Penipuan undangan pernikahan elektronik juga dapat terjadi melalui pesan teks (SMS) atau pesan langsung di platform media sosial seperti WhatsApp dan lainnya.
Penipu ini sering kali menggunakan taktik yang sangat persuasif, seperti mengklaim bahwa undangan tersebut terbatas atau ada penawaran spesial yang hanya berlaku untuk waktu tertentu. Hal ini dapat mengecoh calon tamu yang tidak curiga dan membuat mereka terjebak dalam perangkap penipuan.
Seperti halnya yang dialami Muharam, salah seorang korban penipuan undangan digital yang diketahui merupakan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan juga kini mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Gelora Dapil I Seluma, warga Kelurahan Bunga Mas Kecamatan Seluma Timur.
Ia mengungkapkan hilangnya uang tabungan di BRI Unit Pasar Tais sebesar Rp 143.970.000 hanya dalam hitungan detik, sebanyak 3 kali tarik. Tarikan pertama sebesar Rp 50 juta, tarikan kedua sebesar Rp 90 juta, dan tarikan ketiga sebesar Rp 3.970.000, hingga menyisakan saldo terakhir hanya Rp. 57.806,31.
Hal ini setelah diketahuinya dari salinan laporan transaksi finansial dari BRI, yang terjadi pada Kamis pagi (14/12) lalu sekitar pukul 07.00 wib, dan baru diketahui keesokan harinya Jumat (15/12) lalu setelah teman-temannya memberitahukannya setelah mendapat undangan pernikahan digital secara pesan berantai.
Nahasnya, puluhan teman-temannya pun tak luput menjadi korban, meski nilai kerugiannya tak sebesar dari rekening miliknya.
“Awalnya hp saya tahu diretas itu pas pagi-pagi mengecek hp saya error tidak bisa dibuka, kemudian saya diberitahu teman-teman saya kalau WhatsApp saya diretas karena mengirim pesan berantai berisi undangan pernikahan digital, lalu saya bawa ke konter hp biar diservis dan instal ulang,” ungkapnya.
Tak terima uang hilang tanpa sepengetahuannya, Muharam pun langsung mendatangi Kantor BRI Unit Pasar Tais untuk memintai klarifikasinya. Namun menurutnya, pihak BRI cenderung menyalahkannya karena faktor kelalaian.
“Pimpinan BRI sudah saya temui, tapi malah menyalahkan saya karena faktor kelalaian katanya, kan merugikan saya sebagai nasabah, karena lemahnya sistem keamanan rekening nasabah, karena setahu saya limit transfer yang pernah saya lakukan hanya sebatas Rp 50 juta, kalau tahu begini lebih baik saya simpan uang dibawah bantal saja” ujar Muharam.
Tak puas dengan jawaban pihak BRI, ia pun langsung melaporkan ke pihak berwajib, mulai dari Polsek Seluma, Polres Seluma hingga ke Polda Bengkulu yang diklaim memiliki alat pelacak untuk mengungkap kejahatan cyber.
Tak cukup ke aparat kepolisian, ia pun meminta bantuan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu, untuk turut serta membantu mengembalikan saldo tabungannya di rekening BRI yang telah lenyap dalam hitungan detik.
Untuk menghindari menjadi korban penipuan undangan pernikahan elektronik, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:
1. Verifikasi sumber: Selalu periksa dan verifikasi keaslian undangan yang Anda terima. Hubungi pasangan yang akan menikah langsung melalui saluran komunikasi yang sah, seperti nomor telepon yang diketahui atau akun media sosial yang terverifikasi.
2. Hati-hati dengan tautan dan lampiran: Jangan mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari undangan yang mencurigakan. Tautan tersebut dapat mengarahkan Anda ke situs web yang berbahaya atau menginstal perangkat lunak berbahaya pada perangkat Anda.
3. Pastikan keamanan data pribadi: Jangan memberikan informasi pribadi yang sensitif kepada pihak yang tidak dikenal atau tidak terpercaya. Penipu sering kali meminta data pribadi dalam undangan palsu mereka, jadi selalu waspada.
4. Laporkan penipuan: Jika Anda menerima undangan pernikahan elektronik palsu, laporkan hal tersebut kepada penyedia layanan email atau platform media sosial yang relevan. Ini akan membantu mereka dalam mengambil tindakan terhadap penipuan semacam itu.
5. Aktifkan Verifikasi 2 Langkah di WhatsApp untuk menghindari pembobol rekening lewat chat.
Perlu dicatat bahwa penipuan dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan modus. Penting untuk tetap waspada, terutama dalam transaksi online dan komunikasi elektronik.
Dengan meningkatkan kesadaran dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang diberikan, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang-orang terdekat dari ancaman penipuan undangan pernikahan elektronik. (Do)