BerandaBERITA UTAMAMengaku Pernah Disebut 'Gila', Pemuda Difabel Asal Ilir Talo ini Malah Berhasil...

Mengaku Pernah Disebut ‘Gila’, Pemuda Difabel Asal Ilir Talo ini Malah Berhasil Cegah Abrasi Laut

ruangjournalist.com– Pepatah Arab man jadda wa jadda menegaskan kalau usaha tidak akan mengkhianati hasil. Siapa saja yang memiliki keyakinan, melakukan, totalitas, dan konsisten akan memperoleh hasil berupa keberhasilan dan kesuksesan sebagaimana arti man jadda wa jadda tersebut.

Hal ini seperti yang dilakukan seorang pemuda yang memiliki disabilitas tuna wicara, Sukardi alias BG (30) yang dielu-elukan masyarakat pesisir pantai, terutama di Desa Penago Baru dan Desa Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo.

Sukardi alias BG dan rekannya Mario Saputra pemuda inspirasi asal Desa Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo.

Sukardi tak seorang diri ketika menyulap pantai yang semula gersang di desanya, pemuda yang tak pernah menikmati pendidikan di bangku sekolah ini, dibantu temannya Mario Saputra (26) sekaligus sebagai penerjemah bahasa isyarat dari Sukardi meskipun hanya sempat mengeyam pendidikan sebatas sekolah dasar.

Pelajar SDN 164 Seluma saat mengaplikasikan kurikulum merdeka dengan aksi penanaman pohon.

Kedua pemuda ini awalnya hanya iseng saat bermain di pantai kebanggaan di desanya, aksinya yang berkelanjutan sejak 10 tahun terakhir berhasil menyulap pantainya yang gersang menjadi hijau nan rindang dengan menanam cemara pantai yang didapat dari tunas-tunas cemara yang berserakan di muara pantai.

“Dulu awalnya iseng mas, kami sering main ke pantai karena melihat tunas cemara yang berserakan di muara kami pungut dan kami tanam, hampir setiap hari saya tanam bertahap dan berkelanjutan karena sering kali gagal hidup, bahkan sampai kami disebut orang gila tapi sekarang Alhamdulillah menjadi salah satu tempat rekreasi masyarakat,” tutur Mario Saputra bersama Sukardi.

Sebagai bentuk apresiasi kepedulian terhadap lingkungan, dan bertepatan dengan Hari Guru, kedua pemuda ini diundang untuk menjadi tauladan anak-anak SDN 164 Seluma Desa Rawa Indah.

Laurensius Pambudi selaku Kepala SDN 164 Seluma mengatakan kegiatan penghijauan pantai ini diajarkan anak-anak sejak dini menurutnya perlu dilakukan, karena sesuai dengan program dan visi misi dari kurikulum Merdeka saat ini, akan pentingnya kelestarian alam dan lingkungan.

“Iya aksi Sukardi dan Mario ini menjadi inspirasi bagi kami, karena sesuai dengan program kurikulum Merdeka saat ini makanya anak-anak kami ikut sertakan dalam kegiatan penghijauan di pantai, supaya mereka dapat merasakan manfaatnya yang begitu luar biasa bagi seluruh makhluk hidup” terang Laurensius Pambudi.

Sukardi mendapat apresiasi nasi tumpeng oleh Kepala SDN 164 Seluma bertepatan dengan Hari Guru Nasional.

Sementara itu, Kades Penago Baru Salikin mengaku terbantu dengan aksi kedua pemuda tersebut, meskipun keduanya merupakan warga Desa Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo namun aksinya yang nyata telah menyelamatkan Desa Penago Baru dari ancaman abrasi laut yang terus mengancam wilayah desanya.

Setelah pantai kebanggaannya rindang dan asri, dan menjadi tempat ramai untuk rekreasi, nama pantai kebanggaan masyarakat di dua desa ini akhirnya sepakat mengubah nama pantai mereka menjadi Pantai Cemara Indah.

Pantai Cemarah Indah Desa Penago Baru yang kini menjadi rindang nan sejuk.

“Alhamdulillah, berkat aksi nyata dua pemuda Rawa Indah Sukardi dan Mario ini sejak 10 tahun terakhir, pantai kami yang awalnya gersang kini menjadi sejuk dan rindang, dan berkat keduanya turut serta mencegah abrasi pantai yang terus mengancam wilayah desa kami, dan berkat aksinya menjadi inspirasi banyak orang, kami sepakat mengubah nama pantai kami menjadi Pantai Cemara Indah,” ujar Salikin.

Sementara itu, lokasi pantai cemara indah yang berada di kawasan cagar alam, masyarakat setempat berharap ke pemerintah agar statusnya turun menjadi kawasan Taman Wisata Alam yang dapat dikelola dengan menjunjung tinggi kearifan lokal.

(RJ)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

error: Content is protected !!