ruangjournalist.com – Setelah sempat viral, jembatan gantung Desa Simpang Kecamatan Seluma Utara dalam waktu dekat ini akan segera dibangun oleh pihak Kementerian PUPR. Rehab jembatan gantung yang sudah tidak layak ini, direhab dengan alokasi anggaran dari pemerintah pusat mencapai Rp 4,5 miliar.
Hal ini baru bisa terealisasi, setelah seluruh dokumen administrasi penunjang telah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Seluma, untuk dapat segera merehab jembatan ekstrem yang sempat viral beberapa bulan lalu menjelang kunjuang kerja Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Seluma.
Asisten II Sekretariat Pemkab Seluma Almidian saleh, mengatakan Pemkab Seluma baru menerima kelengkapan surat pendukung terakhir, untuk dilaksanakannya relokasi jembatan, yaitu surat hibah lahan dari warga Desa Simpang.
“Insyaallah pembangunan jembatan akan dilakukan tahun ini oleh Kementrian PUPR dengan pagu anggaran sebesar Rp 4,5 Miliar,” terang Almidian Saleh.
Sebelumnya relokasi jembatan ini akan dilakukan oleh Pemkab Seluma menggunakan APBD 2023, namun dikarenakan ada pertimbangan lainnya dan ada bantuan yang ditawarkan oleh Kementerian PUPR, maka pembangunan jembatan tersebut dilakukan dengan menggunakan anggaran dari Kementerian PUPR.
Sementara itu, Kades Simpang Rezon Effendi mengatakan saat ini masyarakat sudah sangat antusias terhadap adanya relokasi jembatan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan telah dihibahkannya dua lahan masing-masing berukuran 6 x 6 meter persegi di setiap ujung jembatan oleh dua orang warga desa simpang, yakni Aprinto dan Martono Suryadi. Pihaknya berharap dengan adanya penyerahan lahan hibah ini dapat memperlancar proses pembangunan akses jalan dan jembatan di desanya.
“Tadi pagi saya sudah serahkan surat hibah lahan ke Sekda Seluma, semoga dengan adanya penyerahan ini dapat memperlencar proses pembangunan jembatan,” tutur Rezon Effendi.
Viralnya jembatan gantung di desa simpang kecamatan seluma utara beberapa waktu lalu memang sudah menjadi perhatian Kementerian PUPR. Nantinya ukuran jembatan yang direlokasi akan sama persis dengan jembatan yang dibangun sebelumnya, yakni dengan panjang 45 meter dan lebar akan lebih dari 1,5 meter.
Sebelumnya warga Desa Simpang mengeluhkan adanya jembatan milik Pemkab Seluma yang sudah rusak parah sejak 2015 lalu, dan masih dilalui pelajar untuk pergi bersekolah ketika sungai dalam kondisi meluap, sehingga informasinya tersebar dan menjadi viral.
Biasanya warga Desa Simpang menyeberangi sungai hanya dengan berjalan kaki, karena resiko melewati jembatan yang sudah tidak memiliki alas papan tentunya berbahaya.
Namun warga masih menggunakan jembatan sebagai alternatif menyeberangi sungai apabila sungai tersebut debit airnya tinggi. Kondisi jembatan tersebut saat ini hanya menyisakan kerangka besi di sisi kiri kanan jembatan dan bawah jembatan, tidak tersisa papan lagi sebagai lantai.
(RJ)