BerandaBERITA UTAMASolusi Atasi Sawit 'Ngetrek', Petani Sacha Inchi Asal Seluma Ini Ciptakan Booster...

Solusi Atasi Sawit ‘Ngetrek’, Petani Sacha Inchi Asal Seluma Ini Ciptakan Booster Sawit

ruangjournalist.com – Mayoritas petani sawit di Kabupaten Seluma saat ini tengah mengalami musim  ngetrek (stagnasi) dengan minimnya hasil panen sejak 3 bulan terakhir.

 

Meski harga TBS kelapa sawit kini merangkak naik mendekati Rp 2 ribu per kilogramnya, namun dengan hasil panen yang minim berpengaruh terhadap hasil pendapatan para petani sawit saat ini.

 

Selama ini, para petani sawit mengeluhkan tingginya harga pupuk kimia, mulai Urea, TSP, KCL, NPK dan lainnya.

 

Namun untuk mengatasi hal tersebut, Turiman Djarot salah seorang penggiat dan pendiri asosiasi nasional pemuda tani organik nusantara, menjadi pembina petani organik dari Aceh hingga ke Papua. 

 

Ia yang juga merupakan petani Sacha Inchi asal Desa Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo, berhasil berinovasi menciptakan booster nutrisi tanaman yang telah terbukti dan teruji oleh para petani kelapa sawit.

Kelapa sawit yang mengalami stagnasi perlu Booster nutrisi tanaman.

 

New Probost Booster nutrisi tanaman ini dibuatnya dari sejumlah bahan organik. Booster buatannya ini telah terbukti dan teruji untuk berbagai jenis tanaman buah, sayuran, bunga dan tanaman keras lainnya.

 

“Probost buatan saya ini, sudah diuji, fungsinya tidak hanya bisa menyuburkan tanah namun juga menjadi solusi mahalnya pupuk kimia bagi para petani sawit saat ini, terlebih lagi dengan Probost buatan saya ini, bisa mengatasi sawit agar tidak ngetrek atau mengalami stagnasi,” terang Djarot.

 

Lanjutnya, Probost nutrisi tanaman buatannya ini sudah dipraktekkan para petani sawit yang hasilnya memuaskan dalam mengatasi buah stagnan pada tanaman kelapa sawit.

 

“Ini saya ciptakan karena banyak permintaan para petani sawit yang mengeluh harga pupuk kimia saat ini, makanya saya ciptakan pupuk organik cair dengan harga yang terjangkau,” tuturnya.

 

Untuk satu liter Probost Booster nutrisi tanaman yang ia buat, mampu untuk 1 hektare tanaman kelapa sawit baik yang sudah berbuah maupun yang belum berbuah.

 

“Takarannya per tabung semprot berkapasitas 15 liter, cukup 10 ml atau 7 tutup botol kemasan Probost Booster nutrisi tanaman ini, terus kita semprotkan ke berbagai jenis tanaman, termasuk kelapa sawit,” ucapnya.

 

Turiman Djarot, pria kelahiran Lampung pada 5 April 1979 silam dan yang telah dikaruniai tga orang anak ini, sebelumnya menjadi sorotan Ditjen Pengendalian Hama Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, karena inovasi-inovasinya menciptakan produk unggulan untuk membantu masyarakat petani baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Booster Nutrisi Tanaman buatan Turiman Djarot yang diminati para petani sawit dalam meningkatkan produksinya.

Produk inovasi yang diciptakannya yakni berupa Proboost, Serum Lactobacilus Asam Laktat, Asam Amino dan Eco Enzyme yang difermentasikan menjadi 8 turunan produk lainnya yang dihasilkan, salah satunya yang digunakan petani untuk mengendalikan hama.

 

Namun banyak produk lain yang dapat dikonsumsi manusia, seperti sampah dari cangkang kacang sacha inchi (plukenetia volubilis), kemudian disulapnya menjadi minuman herbal dan kini mulai diminati oleh masyarakat, lantaran dipercaya mampu mengurangi kolesterol dalam tubuh.

 

Pria lulusan STM otomotif dan pernah berkecimpung menjadi karyawan di PLN ini, membanting stir menjadi seorang petani, karena merasa lebih nyaman menikmati hidupnya.

 

Selama berproses meninggalkan pekerjaan lamanya, ia tak luput dari jatuh bangunnya dalam berinovasi, karena ilmu yang ia dapat, hanya bermodalkan otodidak membaca artikel melalui internet, kitab al filaha yang sesuai dengan literatur tanah berpasir di Desa Rawa Indah, yang kemudian dipraktekkannya ke tanaman sayuran dan buah-buahan yang memenuhi pekarangan rumahnya, sebelum akhirnya berhasil membuahkan hasil yang memuaskan.

 

Karyanya kini mulai melejit, dan mulai dipasarkan antar pulau dan antar negara setelah kalangan dosen yang bergelar doktor hingga profesor mengakui kejeniusannya.

 

Bahkan menariknya tidak sedikit laboratorium sejumlah kampus yang berusaha ingin mengklaim riset hasil  karyanya, namun ditolaknya meski diiming-imingi pundi-pundi rupiah ratusan juta, dan memilih bersama masyarakat petani, membangun petani berswasembada mandiri.

 

Sampai saat ini pihaknya telah memiliki klinik Pengendalian Hama Tanaman (PHT) Barokah, yang berada di bawah naungan UPTD Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu.

 

(RJ)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

error: Content is protected !!