ruangjournalist.com – Nasib malang dialami Yusneli (68) warga RT 2 RW 1 Kelurahan Lubuk Kebur Kecamatan Seluma, yang berlokasi tepat di belakang kantor ULP PLN Rayon Tais.
IRT yang baru ditinggal suaminya dua bulan lalu ini, kini tinggal bersama anak bujangnya di rumah berukuran 3 x 5 meter persegi, dengan dapur yang masih berlantaikan tanah.
Pengakuannya setiap kali hujan, rumahnya kerap kali bocor, bahkan di ruang dapurnya yang masih berlantaikan tanah kerap kebanjiran.
Ia mengaku sudah sejak lama menanti adanya perehaban rumahnya, melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Penanganan Kemiskinan Ekstrim (BSPS-PKE).
Ini lantaran sebelumnya, sudah dilakukan survey oleh petugas pendamping fasilitator dengan melibatkan Lurah Lubuk Kebur, bersama ketua RT/RW, namun urung direhab tahun ini.
Hal ini diungkapkan Ketua RW I Kelurahan Lubuk Kebur Kecamatan Seluma Darmawan Jaya yang mengatakan usulan bantuan program BSPS tersebut telah lama diajukan melalui Kelurahan ke Dinas Perumahan, Permukiman dan Perhubungan (Perkimhub) Kabupaten Seluma.
“Saya selaku Ketua RW disini sangat prihatin dengan Ibu Yusneli, padahal sudah lama diusulkan untuk mendapatkan program BSPS, tapi malah dialihkan ke tempat lain yang kondisi rumahnya jauh lebih layak darinya,” ujar Darmawan Jaya.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Lubuk Kebur Kecamatan Seluma Johan Efendi menilai ada Miss komunikasi dalam hal ini.
Pihaknya menjelaskan, pada dasarnya ada 2 nama warga Kelurahan Lubuk Kebur sebagai penerima manfaat dari program BSPS-PKE di tahun ini.
Kedua warga tersebut yakni Yusneli dan Yulaini yang sama-sama berstatus janda dan sudah lanjut usia.
Usulan bedah rumah melalui BSPS tersebut, diakuinya lebih dulu diusulkan atas nama Yusneli pada bulan Februari 2023, kemudian disusul Yulaili pada bulan April 2023.
Akan tetapi, usulan program BSPS yang baru diakomodir pihak terkait baru usulan Yulaili walau sebelumnya pihak kelurahan tidak dilibatkan dalam tahap survey, sedangkan penerima manfaat atas nama Yusneli menjadi tertunda.
“Iya kemungkinan hanya Miss Komunikasi saja, bisa jadi atas nama Yusneli tertunda menerima bantuan bedah rumah melalui progam BSPS di tahun ini, karena keduanya sama-sama sudah diusulkan ke Dinas Perkimhub, walaupun kami sebenarnya tidak dilibatkan saat survei di rumah Yulaini yang mengusulkan terakhir di bulan April lalu,” terang Johan Efendi.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi ke Kadisperkimhub Kabupaten Seluma Erlan Suadi pihaknya membantah telah mengalihkan program BSPS-PKE tersebut ke tempat lain, karena dua warga Kelurahan Lubuk Kebur tersebut sama-sama layak untuk dibantu, namun bisa dilakukan secara bertahap sesuai kuota yang ada dari Kementerian PUPR Dirjen Perumahan.
Terlebih menurutnya, masih ada 4.700 unit lagi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Seluma yang layak dibantu melalui program BSPS-PKE ini.
“Tidak perlu dipersoalkanlah, karena program ini bisa berjalan secara bertahap, yang jelas kedua warga Lubuk Kebur itu sama-sama layak dibantu dan bukan dialihkan, kalau tidak di tahun ini kemungkinan baru bisa tahun depan,” ucap Erlan Suadi.
(RJ)