ruangjournalist.com – Viralnya jembatan gantung Desa Simpang Kecamatan Seluma Utara, tak luput dari perhatian Pemerintah Provinsi hingga Pemerintah Pusat.
Bahkan bertepatan adanya kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Provinsi Bengkulu, jembatan gantung di Desa Simpang Kecamatan Seluma Utara yang semula telah dianggarkan Rp 700 juta dan mulai dibangun bulan Agustus mendatang, mendadak diminta Pemprov Bengkulu dibatalkan.
Ini lantaran pekerjaan fisiknya diwacanakan akan diambil alih Pemerintah Provinsi Bengkulu, dengan meningkatkan status jembatan gantung berubah menjadi jembatan Bailey.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Seluma Gustianto, saat menyampaikan sambutannya dalam rapat Paripurna DPRD Seluma tentang LKPJ Tahun Anggaran 2022, pada Senin siang (17/7) dari pukul 10.00 wib hingga 14.00 wib.
Wakil Bupati Gustianto menyebutkan dalam forum rapat Paripurna DPRD Seluma, meminta pertimbangan dari DPRD Seluma, terkait wacana pembatalan pekerjaan fisik jembatan gantung tersebut.
“iya ini baru dapat informasi terbaru dari Pemprov Bengkulu, agar perehaban jembatan gantung Desa Simpang yang sedang lelang tender Rp 700 juta dibatalkan, karena mau diambil alih mereka (Pemprov Bengkulu) dan ditingkatkan menjadi jembatan Bailey,” tutur Gustianto.
Sementara itu, para anggota DPRD Seluma yang mendengar pernyataan Wakil Bupati Seluma pun menyambut positif dan setuju, dengan adanya rencana peningkatan pembangunan jembatan gantung di Desa Simpang menjadi jembatan bailey.
Wacana itu pun seperti yang sudah diidam-idamkan masyarakat di Desa Simpang Kecamatan Seluma Utara, karena dengan adanya jembatan bailey dapat mempermudah transportasi masyarakat setempat.
Dengan adanya jembatan Bailey, maka tak hanya kendaraan roda dua, namun roda 4 dan lebih pun bisa masuk ke Desa Simpang yang tergolong salah satu desa tertinggal yang ada di Kabupaten Seluma.
(RJ)