ruangjournalist.com – Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, begitu kaya akan aneka macam kuliner yang lezat.
Salah satunya yakni hidangan yang patut untuk dicicipi yaitu Lamang Tapai. Kuliner yang satu ini berasal dari Provinsi Bengkulu, tepatnya di Kabupaten Seluma.
Menariknya, dalam Calendar of Event Seluma tahun 2023, Pemkab Seluma menggelar festival seribu lemang tapai yang acaranya dipusatkan di lokasi destinasi wisata pemandian sungai, Desa Napal Jungur Kecamatan Lubuk Sandi, Selasa pagi (11/7).
Dalam event ini, Kades Napal Jungur Mas Mulyadi juga melibatkan 14 desa tetangga lainnya yang berada di Kecamatan Lubuk Sandi, dengan dihadiri masing-masing kepala desa berikut para perangkat desanya.
“iya untuk event kali ini, kita menjadi tuan rumah pelaksanaan Festival Seribu Lemang Tapai sesuai arahan dari Pemkab Seluma. Kita libatkan seluruh desa yang ada di Kecamatan Lubuk Sandi untuk berpartisipasi memeriahkan kegiatan ini,” terang Mas Mulyadi.
Hidangan yang satu ini terbuat dari bahan dasar beras ketan yang dimasak bersama santan, lalu di bungkus dalam buluh bambu serta dilapisi dengan daun pisang.
Perpaduan rasa Lemang Tapai dengan rasa gurih yang dicampur dengan tapai hitam hasil fermentasi yang agak asam itu, mampu memberikan sensasi nikmat di lidah.
Hingga saat ini, Lemang Tapai masih eksis di tengah lapisan masyarakat Kabupaten Seluma. Bagi mereka, makanan ini merupakan salah satu santapan primadona, terutama pada saat hari raya maupun acara adat.
Menurut Aprizal selaku Kadus 1 Desa Lubuk Terentang mengatakan, untuk mencicipi Lamang Tapai yang lezat harus melewati beberapa proses memasak yang cukup panjang. Lemang merupakan beras ketan yang dimasak dengan santan dibungkus dengan bambu muda.
Meskipun bahan yang digunakan relatif mudah, hanya saja proses memasak Lamang cukup memakan waktu yang lama begitu juga dengan tapai.
Namun tak perlu khawatir, meski harus menunggu proses memasak yang lama, tentu saja hasilnya tidak akan mengecewakan lidah.
Bahan utama lemang adalah beras ketan putih, santan kelapa, daun pandan, serta sedikit garam. Kemudian, ketan dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam ruas bambu muda yang di dalamnya sudah dilapis dengan daun pisang agar tidak menempel.
Setelah beras ketan yang sudah dicampur santan di masukkan ke dalam bambu, selanjutnya dipanggang dengan bara api. Ruas bambu harus dijaga agar tidak terbakar.
“kalau kita memasak lemang ini, tradisi orang Seluma itu dasarnya bambu yang usianya sedang, kemudian itu beras ketan, kemudian airnya menggunakan air santan yang dimasukan bahannya tadi ke dalam bambu dan kemudian dipanggang minimal sekitar 3 jam, kalau kulit bambu mengering itu tandanya lemang sudah masak,” terang Aprizal.
Sementara itu, untuk membuat tapainya, memakai bahan dasar beras ketan hitam yang dibuat dengan cara fermentasi menggunakan ragi. Cara membuatnya cukup sederhana, hanya rebus ketan hitam menggunakan air secukupnya dan kukus, jika sudah lembut baru masukkan ragi.
Setelah itu, simpan ketan hitam yang sudah dimasak ke dalam wadah dan tutup rapat, serta diamkan minimal 2 hari.
Tak heran, setelah selesai beragam acara penyambutan dan dihidangkan untuk rombongan Bupati dan unsur Forkopimda Kabupaten Seluma, ribuan lemang tapai yang telah masak dipanggang, ludes diserbu para pejabat dan tamu undangan yang hadir dalam festival seribu lemang tapai ini.
Bupati Seluma Erwin Ocatvian mengatakan, Festival Seribu Lemang ini salah satu program yang sudah terjadwal dalam Calendar of Event Seluma Tahun 2023, tujuannya sekaligus melestarikan kuliner khas yang dimiliki Kabupaten Seluma.
“Festival Seribu Lemang ini menjadi agenda kita yang sudah masuk dalam Calendar of Event Seluma, kita mengenalkan kuliner khas kita ini, supaya populer dan kuliner khas kita bisa dilestarikan,” ujar Erwin Octavian.
(RJ)