BerandaBERITA UTAMAKue Cucur Ringgit dari Malaysia? Ternyata dari Suku ini di Indonesia

Kue Cucur Ringgit dari Malaysia? Ternyata dari Suku ini di Indonesia

ruangjournalist.com – Pemkab Seluma kembali menggelar agenda Calendar of Events Seluma.

Kali ini dalam agenda tersebut, Pemkab Seluma menyelenggarakan festival kue cucur ringgit.

Mengenal lebih dalam kue cucur ringgit, bentuknya yang menyerupai kue serabi, namun kue cucur ringgit menjadi salah satu makanan khas tradisional warisan kuliner sejak turun temurun suku serawai yang ada di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Kegiatan acara festival cucur ringgit ini dipusatkan di Desa Air Teras Kecamatan Talo, pada Senin siang (26/6) pukul 10.00 wib.

Sejumlah pedagang kue cucur ringgit yang biasa mangkal di pinggir jalan raya, turut dilibatkan untuk berpartisipasi memeriahkan acara ini.

Untuk mensukseskan acara festival cucur ringgit ini, para pedagang cucur ringgit dari pagi sudah menyiapkan bahan adonan kue cucur ringgit dari rumah masing-masing.

Lantas kenapa namanya Cucur Ringgit bukan Cucur Rupiah?

Menurut salah satu pedagang, Tri Vita Cahaya (30) mengatakan kue cucur ringgit ini terbuat dari bahan tepung beras, gula merah dan gula pasir.

“Bahannya sederhana om, dari tepung beras, gula merah dan sedikit gula pasir, terus kita goreng beberapa menit hingga warnanya coklat kecoklatan” terang Tri Vita Cahaya.

Sementara itu, menurut pedagang kue cucur ringgit lainnya, Neti Sumanti (42) mengatakan Cucur dalam hal ini menurut bahasa daerah suku Serawai berarti menuangkan adonan kue ke kuali yang berisi minyak goreng yang telah dipanaskan.

Sedangkan ringgit dalam hal ini bukanlah mata uang Malaysia, namun ringgit menurut bahasa daerah suku Serawai mengartikan bentuk motif tepi pada lingkaran yang bergelombang atau berlekuk-lekuk, yang biasa disebut masyarakat setempat beringgit.

“Cucur itu artinya menuangkan adonan kue ke kuali yang berisi minyak goreng yang telah dipanaskan, nah kalau Ringgit dalam bahasa kami bukan mata uang Malaysia, tetapi dari kata beringgit, yang artinya melekuk-lekuk atau bergelombang,” tutur Neti Sumanti.

Ditambahkan Wihara (48), salah seorang pedagang setempat yang sudah 8 tahun berjualan kue cucur ringgit ini, mampu membantu penghasilan rumah tangganya untuk biaya sekolah anaknya.

“Kalau kami biasa berjualan biasanya 4 kuenya dihargai Rp 5 ribu, Alhamdulillah buat tambahan penghasilan untuk biaya sekolah anak,” ucap Wihara.

Turut hadir dalam acara festival cucur ringgit ini, Bupati Seluma Erwin Octavian, Wakil Bupati Seluma Gustianto, Kapolres Seluma AKBP. Arif Eko Prastyo, Dandim 0425/Seluma Letkol. Arh. Dedy Hendaryatmoko serta perwakilan unsur Forkopimda Kabupaten Seluma.

Bupati Seluma beserta rombongan disambut dengan sekapur sirih.

Bupati Seluma Erwin Octavian berharap dengan festival cucur ringgit ini dapat lebih dikenal, sekaligus untuk melestarikan warisan kuliner khas Kabupaten Seluma hingga ke manca negara.

“Alhamdulillah, festival cucur ringgit ini menjadi agenda Calendar of Events Seluma tahun ini, kue cucur ringgit ini merupakan kuliner tradisional khas Kabupaten Seluma, sehingga patut dilestarikan dan dikembangkan,” tegas Erwin Octavian.

(RJ)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

error: Content is protected !!