ruangjournalist – Pasca banjir kiriman dari hulu sungai yang terjadi pada Rabu sore (7/12/2022) lalu, telah menyebabkan erosi parah disepanjang bantaran sungai Sindur yang terletak di Desa Air Periukan, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.
Bahkan akibat erosi parah ini, juga mengancam sekitar 15 bangunan rumah warga di Desa Air Periukan Kecamatan Air Periukan, yang bermukim di bantaran sungai Sindur, serta jalan penghubung antara Desa Air Periukan menuju ke Desa Keban Agung dan sekitarnya yang kini hanya berjarak sekitar 15 meter.
Salah seorang warga setempat, erosi sungai sudah sejak 10 tahun terakhir terjadi di bantaran sungai Sindur ini, dan sudah beberapa kepala keluarga kehilangan dapur mereka yang sudah terjun ke sungai.
“Tolonglah pemerintah daerah untuk segera mengatasi ini, karena dulu sudah pernah warga kami yang kehilangan dapurnya, dan telah menggeser rumahnya beberapa meter ke depan, tapi kini malah erosi kembali menghantui kami yang bermukim disekitar bantaran sungai Sindur ini”, ujar Zen.
Menyikapi kejadian ini, Wakil Ketua BPD Air Periukan Pazulianto mengatakan, usulan pemasangan bronjong sangat diharapkan masyarakatnya sejak dulu, karena dalam penanggulangan erosi sungai Sindur ini pernah diajukannya proposal ke BPBD Kabupaten Seluma ditahun-tahun sebelumnya, namun sampai sekarang belum ada respon positif oleh pemerintah daerah.
“Kalau proposal pengajuan untuk dipasang bronjong sudah sejak lama diusulkan, tapi sayangnya sampai sekarang belum ada respon positif dari pemerintah, kami sangat berharap itu”, tegas Pazulianto.
Sementara itu, sejumlah warga yang rumahnya terancam terjun ke sungai akibat erosi parah ini, belum berpikir untuk pindah tempat atau relokasi, karena tidak memiliki sebidang tanah sebagai penggantinya. (***)