ruangjournalist – Hari Guru Nasional (HGN) diperingati setiap tanggal 25 November. Peringatan Hari Guru ini sebagai bentuk apresiasi terhadap para pahlawan tanpa tanda jasa yang telah berjuang untuk mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa.
Namun, hingga saat ini tidak semua guru sejahtera, terutama di Kabupaten Seluma masih banyak guru, khususnya para tenaga honorer yang masih mendapatkan upah tak layak, hingga berbagai persoalan lainnya. Dari mengajar di daerah terpencil hingga mendapati akses yang sulit dijangkau.
Seperti yang ada di SD Negeri 129 Seluma Desa Talang Empat Kecamatan Seluma Utara, kemudian di SD Negeri 180 Seluma Desa Sinar Pagi Kecamatan Seluma Utara dan SMPN 22 Seluma di Desa Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara, Provinsi Bengkulu.
Lokasinya yang berada di daerah perbukitan dan terpencil, membuat tenaga pendidik mengalami hambatan dalam memberikan pendidikan di daerah tersebut.
Eri Susanto, adalah salah seorang guru yang kini bertugas di SMPN 22 Seluma yang berbagi cerita dan pengalamannya selama mengajar di daerah tersebut.
“Saya bertugas di Lubuk Resam sudah 3 tahun, dan kondisi akses jalan menuju ke sekolah kami masih berlumpur terutama di musim hujan seperti saat ini”, ujar Eri Susanto.
Kendati demikian, Eri Susanto mengaku bersyukur kondisi sekolah di SMPN 22 Seluma saat ini sudah layak, namun terkait infrastruktur akses jalan menuju sekolah yang perlu mendapat perhatian khusus.
“Besar harapan kami kepada pemerintah daerah khususnya, bagaimana akses jalan menuju ke sekolah kami tentunya segera diperbaiki, karena sering kali kendala guru harusnya sampai tepat waktu pukul 07.30 wib tapi kenyataan harus berjibaku dengan lumpur sehingga baru tiba di sekolah pukul 08.30 wib bahkan lebih dari itu”, pungkasnya. (***)
